Satu Derma Mengalahkan Seribu Ucapan di Pilkada DKI 2017

jika ingin mengalahkan ahok

Hardiwinoto.com-berucaplah seribu ucap, mungkin terdengar tapi cepat lupa, mungkin tidak lupa tapi pendengarnya sulit melakukan apa yang didengarkan, atau abai saja.

seorang ustad beribu kata mengatakan ayo sholat subuh berjamaah, karena sholat subuh berjamaah pahalanya lebih dari dunia seisinya. apa dampak dari ucapan tersebut? jamaah tetep aja yang hadir yaitu sedikit.

lalu ustad tersebut ganti memberi pengumuman, walau hanya  sekali, ayo sholat subuh berjamaah, dengan agenda acara pembagian sembako, makan soto bareng dan pembagian dorpris setelah pengajian. apa yang terjadi? jamaah meluber sampai ke luaran masjid bahkan menggelar tikar tambahan, mereka juga mau mendengarkan pengajian sampai selesai. mereka menunggu derma, sarapan dan dorpris.

apakah salah? apakah tidak iklas, apakah mereka nista? tidak. bagi dermawan, mereka hendak berderma bagi jamaah, mereka hendak mengambil haknya. hanya waktu yang digunakan adalah menggunakan momen sholat subuh dan mengajak supaya mau mendengarkan pengajian.

pemilukada di DKI jakarta ramai mempersoalkan pembagian sembako menjelang pemilu. itu fakta, panwas tak berdaya menangkap pelaku apalagi mengkasuskan ke pengadilan. derma sulit dibendung. maka bagi yang tidak ingin ahok menang berdermalah. mungkin sedikit, tidak sebanyak derma cukong cukong ahok. tapi kalian membuktikan berderma. itulah bentuk keterlibatan kalian untuk menghalang ahok.

pengalaman yang saya amati di sebuah pilkada di kabupaten di jateng. dua calon masing masing membagikan uang. salah satu 20.000,- rp per pemilih dan satunya lagi hanya 5.000,- rp per pemilih, ternyata pemenangnya adalah yang membagikan uang 5.000,-. artinya meski sedikit tetapi pemilih merasa dihadiri, merasa diperhatikan dan merasa dihargai.

secara ekonomi biarlah ada distribusi kekayaan dari orang kaya ke orang miskin di saat pemilu. secara spiritual, satu derma akan mengalahkan seribu ucapan. di surat al maun pun dikatakan bahwa tidak derma sama dengan mendustakan agama.

mungkin kalimat ini menyakitkan, semoga kalian bisa menerjemahkan menjadi gerakan positif. bicaraku diluar hukum positif, dan ini bukan ajakan tapi ketukan untuk orang kaya muslim yang tidak ingin ahok menang. aku hanya berharap kalian bukan termasuk pendusta agama.

 

Hardiwinoto Muchtar

Hardiwinoto adalah seorang peneliti ekonomi, dosen, kolomnis, dan pegiat sosial. Kegiatan yang dilakukan terkait dengan koleksi buku-buku ilmu pengetahuan, ekonomi, politik, sastra dan sejarah.

Artikel Menarik Lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *