Hardiwinoto.com-Beberapa alternatif strategi untuk mengembangkan BPR terutama untuk peningkatan keuangan BPR sehingga mampu memperkuat permodalan dan manajemen BPR. Hal ini memiliki strategi berikut:
Sistem Pengaturan dan Pengawasan
Penyempurnaan pengaturan dan pengawasan diarahkan pada risk based supervision dengan menyempurnakan beberapa ketentuan mengenai prinsip kehati-hatian (penilaian tingkat kesehatan, fit and proper test, meningkatkan efektifitas law enforcement dan seleksi new entrants dalam permohonan pendirian baru.
Dukungan Infrastruktur
Mendorong terciptanya infrastruktur pendukung industri perbankan, antara lain dengan pemberdayaan Asosiasi BPR serta mendorong terbentuknya Apex untuk meningkatkan efisiensi usaha. Apex Institution merupakan infrastruktur yang akan berfungsi dalam menyediakan modal kerja bagi anggota, mengatasi mismatch, melakukan penyertaan, memberikan training kepada anggota, mengembangkan sistem teknologi informasi
Penguatan Kapasitas (Capacity Building)
Tujuan penguatan kapasitas adalah untuk memperkuat dan memperluas jangkauan usaha BPR, melalui Program Training (Training Programe) dan Program Kerjasama Lembaga lain (Linkage Program)
- Program Training (Training Programe)
Penguatan kapasitas melalui pendirian sistem pelatihan yang baik merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas SDM secara sistematis dan berkelanjutan, dengan mengembangkan sistem dalam memperkuat aspek kemampuan SDM khusus untuk perbankan.
Untuk memperkuat operasional BPR diperlukan adanya pengimplementasian teknologi informasi yang memadai dalam operasionalnya. Selain itu prasarana IT tersebut juga dapat digunakan untuk mendukung real time supervision dan pengambilan kebijakan secara tepat waktu.
2. Program Kerjasama Lembaga lain (Linkage Program)
Linkage Program merupakan suatu bentuk kerjasama saling menguntungkan antara bank umum/lBPR dengan lembaga keuangan bukan bank untuk meningkatkan jangkauan (outreach) penyaluran kredit dalam rangka penyaluran kredit mikro. Agar bermanfaat sebagai penentu arah pengembangan bisnis dan pengendalian dinamika operasional internal dan eksternal, secara proaktif dan interaktif dilingkungan internal dan eksternal, sehingga BPR mampu mencapai sasaran strategi.
Rencana Kerja Tahunan BPR
BPR diwajibkan oleh pihak Otoritas Perbankan untuk menyampaikan rencana kerja tahunan selambat-lambatnya tanggal 31 Januari. Bagi pihak Otoritas, rencana kerja perbankan menjadi bahan untuk membuat proyeksi perkembangan penyaluran kredit maupun penghimpunan dana masyarakat. Bagi pihak BPR menjadi pedoman dalam operasional.
Analisa SWOT secara Periodik
Untuk memungkinkan BPR mengetahui faktor internal, seberapa besar kekuatan yang dimiliki dan seberapa besar kelemahannya serta mengetahui faktor eksternal, seberapa besar peluang dan ancaman yang dihadapi, maka BPR XXX harus memiliki penguasaan hal-hal berikut:
- memahami laporan keuangan;
- memahami faktor-faktor penggerak pendapatan maupun beban;
- memahami analisa rasio-rasio keuangan, terutama yang terkait dengan penilaian tingkat kesehatan bank;
- memahami peraturan-peraturan yang berlaku, misalnya ketentuan permodalan, kualitas aktiva produktif, penyisihan penghapusan aktiva produktif, kewajiban menyediakan anggaran pendidikan, dan lain-lain
- memahami perencanaan aktiva produktif secara tepat akan berakibat pada perencanaan pendapatan, pendanaan, pembiayaan, tenaga kerja serta administrasi umum akan berpengaruh pada besarnya beban operasional bank.
Good Management
BPR yang sehat ditandai tersedianya SDM profesional yang didukung oleh kebijakan pengembangan SDM yang baik. Manajemen BPR yang profesional akan berupaya meningkatkan kualitas SDM untuk meningkatkan kompetensi dalam menghadapi persaingan yang ada. Manajemen SDM yang baik akan meliputi prosedur rekruitmen pegawai untuk memastikan tersedianya SDM yang layak (qualified), adanya sistem pendidikan dan pelatihan yang teratur serta berorientasi pada kebutuhan nasabah (didukung oleh customer information system). Aplikasi good management membutuhkan information technology (IT) yang memadai sehingga BPR dapat beroperasi lebih efisien, transparan dan accountable.
Customer Orientation
Meningkatnya kompetisi di kalangan pelaku keuangan mikro untuk memberikan perhatian kepada kebutuhan nasabah dibutuhkan oleh nasabah dengan produk-produk yang inovatif. KSP pada dasarnya merupakan face to face organization, bersifat member base, sehingga perlu pelayanan antar jemput dalam pelayanan simpanan maupun pinjaman.