hardiwinoto.com
Konsep, Idea, Lafal, dan Kata
Danusiri
‘Konsep’ adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Latin ‘concipere’ yang artinya mencakup, mengambil, menyedot, mengandung, dan menangkap. Kata benda dari concipere adalah conceptus artinya tangkapan. Kata ‘konsep’ dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari kata ‘conceptus’. Secara harfiah konsep adalah tangkapan, yaitu intelek menangkap sesuatu. Hasil tangkapan itu disebut konsep.[1] Contoh konsep adalah ilustrasi sebagai berikut: Humaid berjalan ke arah barat. Ia disalip oleh Hamdun. Humaid mendengar jalannya Hamdun ia bahasakan na’lah, na’lah, na’lah. Kemudian, Humaid memperhatikan Hamdun, ternyata ia memakai alas kaki. Alas kaki itulah yang berbunyi na’lah, na’lah. Intelek Humaid bekerja, selanjutnya terlahirlah dari lisan Humaid na’lah untuk menamakan alas kaki yang dipakai Hamdun. Bekerjanya intelek Humaid itu disebut konseptualisasi. Hasilnya adalah sebuah konsep. Indra orang Arab mendengar alas kaki yang digunakan oleh Hamdun berbeda dengan pendengaran orang Jawa. Kata ‘na’lah’ itu menjadi tek klek, tek klek, tek klek. Akhirnya apa yang disebut na’lah dalam bahasa Arab disebut tekklek oleh orang Jawa.
Konseptualisasi oleh manusia bergerak tanpa batas dan ke arah mana tidak ada yang dapat menerka. Perkembangan suatu ilmu hingga menjadi gugusan ilmu berasal dari kegiatan intelektual melakukan konseptualisasi. Seluruh hasil konseptualisasi pasti dituangkan menjadi bahasa tertulis atau lisan.
Konsep identik dengan idea. Kata terakhir ini berasal dari bahasa Yunani ‘eidos’ dan artinya: yang orang lihat, penampakan, bentuk, gambar, dan rupa yang dilihat. Maksud dalam tinjauan logika adalah sebagai berikut: intelek manusia melihat benda melalui ‘gambar’nya yang terdapat di dalam intelek tersebut. Karena itulah wakil benda yang terdapat dalam intelek disebut idea[2], atau dengan singkat dapat dikatakan idea adalah gambaran tentang kenyataan yang ada di dalam intelek. Inilah yang dimaksud bahwa idea identik dengan konsep. Dalam bahasa Arab, idea atau konsep disebut ‘tashawwur’, yang praktisnya adalah gambaran tentang kenyataan yang ada dalam pikiran.
Jika konsep atau ide itu dikomunikasikan kepada orang di luar dirinya dan ia lahirkan melalu alat ucap, maka konsep atau ide disebut kata. Jika konsep itu dilahirkan dalam bentuk tulisan disebut lafal, serapan dari bahasa Arab lafdhun. Kesimpulan yang diperoleh adalah konsep, idea, lafal, kata, dan tashawwur secara prinsip adalah sama, bedanya hanyalah eksistensi masing-masing istilah tersebut.
Macam-Macam Konsep
Jika dintaju dari segi kualitas, konsep terbagi menjadi tiga bagian, positif dan negatif.
- Konsep positif (mujabah), mengandung penegasan adanya sesuatu. Contoh: gantheng, cantik, manis. Besar, dan kecil. Untuk memudahkan pemahaman positif menggunakan pertanyaan, umpama: Gantheng kah ia? Jawabnya “ya”.inilah yang dimaksud ada penegasan atau afirmasi.
- Konsep negatif (salaibah), cirinya, konsep itu didahului negasi (peniadaan) dengan menggunakan kata antara lain: tidak, bukan, tak, dan non, Contoh: tidak cantik, tidak gantheng, non islami, dan bukan warga kita. Untuk memudahkan pemahaman negatifnya suatu konsep diajukan pertanyaan ‘cantikkah gadis itu? Jawabnya ‘tidak cantik’. Dalam jawaban ini tidak ada penegasan ‘kecantikan gadis’
- Konsep prifasi (‘adami), bisa positif dan negatif. Maksud term prifasi adalah mengandung tidak adanya sesuatu pada pribadi seseorang, contoh: bothak, kurus kering kerontang, sumbing, gundhul, dan pincang.
Dari ketiga konsep/term ini dapat ditabelkan sebagai berikut:
positif | negatif | privatif |
dermawan | tidak dermawan | kikir |
cantik | tidak cantik | jelek |
Luas | tidak luas | sempit |
dalam | tidak dalam | dangkal |
Pandai | tidak pandai | bodoh |
Tinggi semmpai | tidak tinggisemampai | cebol |
kuat | tidak kuat | lemah |
Berjalan tegap | tidak berjalan tegap | pincang |
rajin | tidak rajin | malas |
Berambut lebat | tidak berambut lebat | gundhul |
Mulus kulit | tidak mulus kulit | Kasar kulit |
Tajam penglihatan | tidak tajam penglihatan | buta |
Kuat pendengaran | tidak kuat pendengaran | tuli |
Fasih berkata-kata | tidak fasih berkata-kata | bisu |
Berdiri tegak | tidak berdiri tegak | bungkuk |
sehat | tidak sehat | sakit |
Normal akal | tidak normal akal | abnormal |
Jika dilihat dari segi arti, term negarif ada kesamaan dengan term privasi, tetapi lebih banyak perbedaannya. Contoh ‘tidak rajin’ bisa berarti: malas, agak malas, malas sekali, benar-benar malas, malasnya keterlaluan. Dengan demikian, kandungan pengertian kopnsep/term negatif lebih banyak daripada term prifasi.
Jika ditinjau dari kuantitas, konsep/term dapat dibagi ke dalam tiga bagian: singular, partikular, dan universal
- Term universal (kulliyyah) mempunyai makna mengikat keseluruhan pada bawahannya. Contoh term ‘rumah’ mencakup seluruh sesuatu yang disebut ‘rumah’. Dengan demikian setiap konsep/term selalu memiliki arti universal (kulliyah)
- Term partikular (juz iyyah) adalah term mengandung makna bawahan yang banyak, tetapi tidak mencapai universal. Rumusannya selalu didahului dengan kuantitas: beberapa, sebagian, sebagian kecil, sebagian besar, mayoritas, rata-rata, banyak, sedikit, contoh: beberapa mahasiswa , banyak Mahasiswa, dan sedikit Mahasiswa.
- Singular (makhshushah), kata yang hanya memiliki pengertian individual atau satu, mencakup:
Singular (makhshushah), kata yang hanya memiliki pengertian individual atau satu, antara lain
- Nama diri, contoh Suharto, Nabila, Francisca, Muhammad, sumarno, konsep ini tidak bisa dikatakan mengandung arti banyak dengan beragumen bahwa orang yang bernama Suharto, Muhammad, dan Ahmad bukan hanya seorang saja, melainkan banyak. Hanya saja perlu diketahui bahwa dalam berdialog, bertutur bahasa, ketika menyebut nama seseorang, contoh Muhammad, pasti yang dimaksudkan bukan semua orang yang bernama Muhammad, melainkan hanya seseorang yang ia maksud.
- Nama unik, yaitu nama yang memberi identitas berikut penjelasan suatu objek, contoh: presiden Republik Indonesia yang pertama. Imam besar Masjid Agung Semarang yang terakhir. Presiden Republik Indonesia yang tidak bersedia memberi grasi kepada terpidana mati narkoba.
- Distributif
Term yang dapat dikatakan tentang masing-masing satu persatu dan juga semuanya (dari sesuatu lingkungan ekstensi). Term ini dapat dirinci menjadi:
- Transendental, lebih dari universal, yaitu term yang ekstensinya tidak mengesampingkan sesuatu apapun, contoh Tuhan atau segala sesuatu yang ada.
- Transendental tertentu, yaitu konsep yang ekstensinya melebihi sesuatu golongan tetapi belum mencakup semua golongan. Term ini dibagi lagi menjadi:
1). Kuasi transendental, yaitu konsep yang dapat dikatakan tentang Tuhan dan banyak golongan ada yang belum dapat dikatakan semua yang ada, umpama rohberkemampuan tahu, merdeka, dan hidup.
2). Universal tertentu, hanya satu golongan dan mencakup setiap bagian dari golongan tersebut, umpama: buku, meja, kursi.
- Term kolektif, yaitu konsep yang dapat dikatakan tentang semua secara bersama-sama, tetapi tidak dapat dikatakan satu persatu (dari suatu lingkungan pengertian), umpama ‘semua warga negara republik Indonesia adalah bangsa Indonesia. Jokowi adalah bangsa Indonesia, kesembilan belas U sepakbola adalah bangsa Indonesia.
Jika ditinjau dari segi arti, konsep/lafal/term dapat dibagi menjadi:
- Term univok adalah kata yang hanya mempunyai satu pengertian yang jelas, tidak membingungkan, tidak memerlukan pemikiran yang rumit untuk memahaminya (badihi jali), contoh: buku, pensil, pulpen, bantal, kasur, ular, monyet, Alquran.
- Term equivok adalah term yang memiliki arti lebih dari satu, contoh: bunga, bulan, buku, genting, tikus, sunat, dan bijaksana. Kata ‘bulan’ bisa berarti: planet matahari dan bumi sekaligus dan yang menerangi bumi di waktu malam, satuan waktu yang terdiri atas 28 hari, atau 29 hari, atau 30 hari, wanita yang sedang menstruasi, nama satuan waktu bagian dari satu tahun yang berjumlah 12 umpama agustus, merek suatu produk, dan nama seseorang.
- Konsep analog adalah term yang dalam pemakaiannya mempunyai makna yang berbeda dengan makna aslinya tetapi masih mempunyai persamaan, contoh bunga itu indah sekali. Bunga desa itu indah sekali rambutnya. Dua kata ‘bunga’ sama-sama memiliki arti indah bagi penutur bahasa.
Jika ditinjau dari segi kandungan makna, term dapat dibagi menjadi dua macam, komrehensi dan denotasi:
- Term komrensi (mafhum) adalah pengertian sesuatu konsep yang masih berada dalam ide dan selalu mengandung makna universal (kuliyyah). Contoh ‘manusia’. Kata ini menunjuk arti ‘sesuatu yang memiliki ciri-ciri yang disebut manusia’, secara teknis disebut ‘kelas manusia’. Secara kuantitatif, sekarang ini mungkin berjumlah lebih 7 milyard manusia.
- Denotasi (mashadaq) sesuatu yang masuk dalam ciri-ciri dimaksud bisa pada: Zakki, Joko, Jack, Jacki, george, Juraij, jarji, jarjid, jaja, dan jojo.
Danusiri. 2015. Logika Dalam Naungan Al Qur’an dan As- sunnah. Karya Abadi Jaya. Semarang.
[1] W. Poespopropdjo,W., 1985, Logika Sientifika, Bandung: Remadja RK Karya, 1985), h. 75.
[2] Ibid.