080. Pungli
Wahai para koruptor, ada peluang pungli di mana-mana. Dalam proses perijinan selalu berujung ingin cepat keluar ijin. Di sana peluang luas pungli. Klitgaard, mengatakan bahwa korupsi sama dengan monopoli plus diskresi minus akuntabilitas. Jika demikian, silahkan lakukan diskresi sesering mungkin agar kesempatan pungli semakin luas. Antara pejabat penerbit ijin dengan pemohon bagaikan supply and demand. Di sana terdapat transaksi. Dan kalian sebagai pemilik monopoli. tidak ada badan atau lembaga lain yang menerbitkan. Tamah lagi jika kalian lakukan deskresi dengan proses yang panjang, dan kurang akuntabilitas.
Wahai para koruptor, dalam penetapan HGU dan HGB mesti memperoleh ijin lokasi, menguasai dan menggunakan kawasan hutan, kebun, tambang, dan lain sebagainya menjadi alur panjang peluang ijin eksplorasi. Makan susun skenario perijinan, sehingga memperbesar tarikan pungli. Kalian dapat mengukur berapa besar yang pantas untuk “dipalak”, di setiap decision making proses informal yang panjang. Semakin panjang kewenangan kalian dari pusat sampai daerah, dan kapan ditandatangani. Di sana terdapat potensi pungli besar.
Wahai para koruptor, mainkan birokrasi, ubah-ubah syarat, tambah sedikit “ancam-ancam”, kasih waktu terbatas. Kalian sering senyum jika dengar kalimat “loketnya kok kosong” dari para pemburu ijin. Di situlah potensi pungli. Bilang saja “baru istirahat”. Di sana terdapat kesempatan pungli. Kalian katakan berkas tidak/belum lengkap, prosedur yang berliku, wawancara yang menjenuhkan, rapat berulang kali, peninjauan lapangan, pengumpulan data di lokasi, menyusun risalah. Semakin lama berkas kalian pelajari berarti potensi pungli. Itulah “trik”, buat informal decission making di dalam mekanisme dan tata kelola. Jika perlu pemohon kasih kasih konflik tahu jika ada konflik penolakan dari masyarakat. Hal demikian dapat memperbesar potensi pungli lebih besar lagi. Corruption is a crime of calculation. Sebuah rekayasa kalian buat untuk menunjang kalculasi pungli. Hitungan kalian lakukan tentu dengan risiko. Gunakan ayat “no risk no gain”. Jika kalian tidak mau menerima risiko ya jangan lakukan korupsi. Semua orang juga berhitung. Crime use calculation. Terdapat catatan bahwa kalian melakukan pungli meski malu-malu tetap tarik pungli juga.
Wahai para koruptor, jika kalian pejabat, kalian akan selalu mendapat reward yang lebih besar. Jika kalian dapat pola-pola, titik-titik biaya informal. Modus untuk mengkondisikan decision making melalui biaya informal. Jika berbagai perusahaan tidak mau menghadapu kerepotan birokrasi. Hitungan-hitungannya adalah time is money daripada repot-repot. Manfaatkan pihak ketiga, bisa notaris untuk ngurus kelancaran tuh. Pegang aja satu perusahaan gede, dia sudah urus itu semua untuk membangun relasi. Angkat konsultan informal yang dapat mengatur anggaran dan lakukan decision making. Kalian adalah pemilik jabatan tertentu, bukan sekedar satpam. Kalian dapat menjadikan perusahaan sebagai planggan. Karena kalian pemilik jabatan tertentu.
Wahai para koruptor, untuk apa kalian memberikan yang terbaik. Mereka juga kurang ajar. Menginginkan kalian terjajah di ketiaknya. Para explorer siap menguras perut bumi ibu pertiwi. Jika kalian lakukan hambatan berarti kalian paling awal menghambat proses eksplorasi perut bumi pertiwi. He he he tapi nyatanya kalian menjadi pungli pertama kali menjual ibu pertiwi. Semua is very-very smooth. Karena TST, tahu sama tahu. Kalian kembangkan terus terang minta biaya untuk menyelesaikan segala urusan memanfaatkan celah-celah pungli. Kalian susun SOP agar terkesan menjadi birokrasi formal. Padahal dalam konteks “akal bulus” kalian. Ya, koruptor memang kura-kura terpleset.
Wahai para koruptor, SOP kalian ceritakan untuk melindungi birokrasi. Kalian katakana “Syaratnya masih kurang” dan lain sebagainya. “oke dapat menyusul” dan lain-lain kaliamt, agar pungli semakin besar. Kemudian mengosongkan loket supaya kalian dicari, menunda-nunda kegiatan yang tadi sudah saya sampaikan. Memanfaatkan daftar tunggu untuk penandatanganan dan nambah-nambah persyaratan yang gak ada gunanya. Itu adalah pola atau modus yang dikembangkan oleh petugas. Nah bentuk besaran dan cara pemberian penerimaan biaya informal. Ini bagus sekali. Bisa loh cash.
Wahai para koruptor, terdapat rupiah atau dollar dalam kresek hitam di bawah meja kalian. Jika ditransfer bisa terlihat PPATK. Mereka mamang sangat kesal, karena angka berkelipatan, bisa 10 sampai 1.000 kali lipat dibanding biaya formal. Sampai mencapai 15% dari seluruh investasi yang diperlukan untuk mengurus ijin sampai hak atas tanah untuk dieksploitasi. Kalian cukup paham makna “mata air” dan “air mata”. Paham yang dimaksud bekerja atas dasar pungli dan ikhlas. It’s pay day. “No money no services”. Hari hari adalah pungli. Kalian bisa menyampaikan pesan dianter, datang di tempat, atau transfer. Walaupun kadang kalian sadar behwa terdapat pemohon yang dongkol, lalu berkata “berapapun akan kami bayar, yang penting bisnis lancar” sambil berkata dalam batin “anjing lho, asu”.
Wahai para koruptor, apa peduli kalian. jika dapat dipersulit kenapa dipermudah. Mereka akan berkuasa sampai 90 tahun dalam mengksploitasi perut bumi pertiwi. Kalian terbukti menjadi konsultan para explorer. Faktanya, kalian mendapatkan pungli yang besar, sehingga belum ada peraturan perundang-undangan di bidang pertanahan yang membatasi luas maksimum tanah yang di HGU. Kecenderungan perusahaan yang memiliki HGU 90 tahun an itu hitungan bisnisnya para korporasi. Menjadi pantas dipalak, lha toh nantinya memiliki kebebasan eksploitasi bumi pertiwi selama 90 tahun. Meskipun kalian sudah “dimaki-maki”, kalian tetap mempertahanan kesempatan memainkan pungli. Kalian perluas liberalisasi pengelolaan SDA seluas-luasnya dan sepanjang-panjangnya. Kalian pun tak peduli dengan public distrust. Kalian semakin dalam terperosok menciderai birokrasi dengan logika, semakin absurd menjadi centheng para explorer.
Hardiwinoto, 30 03 21