http://hardiwinoto.com Program pembangunan perikanan tertuang dalam misi ketiga yaitu “Mengembangkan ekonomi kerakyatan dan kedaulatan pangan berbasis sumberdaya lokal serta menanggulangi kemiskinan dan pengangguran”. Program untuk mendukung misi ini adalah:
a. Program Pengembangan Perikanan Tangkap
b. Program Pengembangan Budidaya Perikanan
c. Program Penyediaan dan rehabilitasi Sarana dan Prasarana Produksi Perikanan Budidaya
d. Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau, dan Air Tawar.
e. Program optimalisasi Pengolahan dan Pemasaran Produksi Perikanan
f. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir
g. Program Peningkatan Mitigasi Bencana Alam Laut dan Prakiraan Iklim Laut
Untuk mendukung pencapaian program dan misi ini juga telah dikembangkan Kawasan strategis minapolitan PETA IKAN. Konsep dasar Minapolitan adalah konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan. Kawasan Minapolitan adalah suatu bagian wilayah yang mempunyai fungsi utama ekonomi yang terdiri dari sentra produksi, pengolahan, pemasaran komoditas perikanan, pelayanan jasa, dan/atau kegiatan pendukung lainnya.
Konsep Pengembangan perikanan berkelanjutan
Konsep pembangunan berkelanjutan muncul dari kesadaran lingkungan dan kecemasan akan makin merosotnya kemampuan lingkungan untuk menyangga kehidupan. Konsep ini memuat prinsip-prinsip utama pembangunan berkelanjutan yang harus dipedomani dan diimplementasikan berdasarkan pertimbangan keterkaitan dan ketergantungan pembangunan ekonomi, sosial dan lingkungan. Pembangunan berkelanjutan ini tentunya mencakup semua sektor pembangunan, termasuk diantaranya adalah sektor perikanan.
Perikanan berkelanjutan didefinisikan sebagai aktivitas perikanan yang dapat mempertahankan keberlangsungan hasil produksi dalam jangka panjang, menjaga keseimbangan ekosistem antar generasi, dan memelihara sistem biologi, sosial, dan ekonomi guna menjaga kesehatan ekosistem. Dengan demikian, dalam melaksanakan pembangunan perikanan berkelanjutan tidak lepas dari memadukan tujuan dari tiga unsur utamanya, yakni dimensi ekonomi, ekologi dan sosial.
Pertama, tujuan pembangunan perikanan secara ekonomis dianggap berkelanjutan, jika sektor perikanan tersebut mampu menghasilkan produk ikan secara berkesinambungan (on continuing basis), memberikan kesejahteraan finansial bagi para pelakunya, dan memberikan sumbangan devisa serta pajak yang signifikan bagi negara atau daerah. Kedua, tujuan pembangunan perikanan dikatakan secara ekologis berkelanjutan, manakala basis ketersediaan stok atau sumber daya ikannya dapat dipelihara secara stabil, tidak terjadi eksploitasi berlebihan, dan tidak terjadi pembuangan limbah melampaui kapasitas asimilasi lingkungan yang dapat mengakibatkan kondisi tercemar. Dan Ketiga, tujuan pembangunan perikanan dianggap secara sosial berkelanjutan, apabila kebutuhan dasar (pangan, sandang, kesehatan, dan pendidikan) seluruh penduduknya terpenuhi; terjadi distribusi pendapatan dan kesempatan berusaha secara adil; ada kesetaraan gender (gender equity), dan minim atau tidak ada konflik sosial.
Pada dasarnya dalam pengelolaan perikanan yang berkelanjutan dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu :
1. Input control adalah masukan dari kegiatan perikanan yang dapat dikendalikan. Masukan yang dapat dikendalikan tersebut berupa penggunaan pakan dan obat-obatan pada perikanan budidaya dan jumlah armada penangkapan yang diperbolehkan untuk beroperasi pada kegiatan perikanan tangkap.
2. Output control adalah keluaran dari kegiatan perikanan yang dapat dikontrol. Keluaran yang dapat dikontrol tersebut adalah luas tambak/kolam yang diperbolehkan (konversi) pada perikanan budidaya dan jumlah tangkapan atau kuota tangkapan yang dipernolehkan
3. Technical measures adalah ukuran teknis yang diperbolehkan dalam kegiatan perikanan. Sebagai contoh adalah metode budidaya yang dianggap sesuai dengan sumberdaya ikan yang ada dan agar tetap berjalan berkelanjutan. Atau jenis dan ukuran alat tangkap yang diperbolehkan, musim penangkapan yang diperbolehkan yang dianggap sesuai dengan sumberdaya ikan yang ada dan agar tetap berjalan berkelanjutan.
4. Ecosystem base management adalah pengelolaan perikanan yang berbasis pada ekosistem. Pengelolaan perikanan harus dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan konektivitas antara ekosistem, usaha budidya dan permintaan konsumen. Ketiga aspek tersebut harus terkoneksi dengan baik satu sama lainnya dan berjalan sinergis, sehingga tidak dapat dipungkiri pentingnya pengelolaan berbasis ekosistem untuk menjaga keberlanjutan sistem perikanan tersebut.
5. Indirect economic instruments adalah alat pengontrol yang tidak secara langsung dipergunakan namun merupakan hal penting yang sangat berpengaruh pada kegiatan perikanan, sebagai contoh adalah pajak/retribusi ataupun subsidi.