hardiwinoto.com-Tibalah saya dipenghujung buku ini. Ujung dari semua yang saya tulis mulai dari bab 1 sampai dengan bab 20, sesungguhnya adalah demi terwujudnya transformasi perusahaan atau lembaga bisnis. Yang semula bersifat kapitalistik sekuler menjadi spiritual company. Yaitu perusahaan yang menjadikan aspek-aspek spiritual mulaui dari yang bersifat kasat mata, pola piker dan tingkah laku ke dalam praktek bisnis. Aspek spiritual ini yang akan menjadi “jaminan” berkah tidaknya bisnis kita. Salah satu indicator keberkahan tersebut adalah semakin meningkatnya ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Dan ketaqwaan tersebut terejwantahkan (mewujud) dalam bentuk kesalehan personal (pribadi) dan sosial.
Karena biarpun keuntungan material yang di dapat besar, jika minus keberkahan, keuntungan tersebut tidak akan membuat hidup kita menjadi baik. Ada satu pertanyyaan menarik yang saya peroleh dari salah satu temen saya tentang tujuan mendasar dari sebuah ikhtiar atau pekerjaan.
“Perolehan materi memang penting, tapi ada yang lebih penting dibandingkan itu, yaitu bagaimana caranya agar melalui pekerjaan atau profesi yang saya tekuni tersebut membuat saya menjadi manusia yang semakin baik,” ucap teman saya. “Baik tidak hanya menurut manusia, tapi yang terpenting adalah baik menurut Allah SWT,” tambahnya.
Bagaimana caranya agar kita menjadi manusia yang baik? Caranya adalah dengan mengubah karakter diri sendiri. Proses transformasi atau ikhtiar melakukan perubahan social tidak akan berhasil jika diri si pengubah tersebut justru menjadi bagian dari yang harus diubah. Artinya sebelum berorientasi mengubah yang ada di luar, terlebih dahulu kita harus mengubah apa yang ada dalam diri kita.
Tentang ini, Allah SWT telah memberikan panduan yang sangat akurat. Tertulis di surat Ar Ra’du ayat 11 yang artinya:
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain dia”.
Maksud dari mengubah keadaan diri sendiri tersebut adalah mengubah pola pikir dan karakter diri sendiri dari yang sebelumnya tidak baik menjadi baik.
Sebagai catatan penutup, saya akan berbagi sedikit pengalaman bagaimana saya berupaya untuk membangun spiritual company. Bagaimana dalam praktik bisnis sehari dijiwai oleh syariat. Dalam pengertian yang lebih makro atau besar: yang meminta pertolongan Allah SWT itu bukan hanya pemilik bisnisnya saja, tetapi juga seluruh staf dan karyawan.
Mirza, Achmad. 2016. Semua Bisa Bebas Hutang, Solusi Konkrit dan Tuntutan Praktis Bebas dari Utang dan Riba. Media Inspirasi Semesta. Semarang.