Dr. Hardiwinoto, M.Si.
Ar Raghib Al Asbihani dalam kitab Adz Dzari ah Ila Makarim As Syariah bahwa Allah menciptakan manusia ke dunia mempunyai tiga misi khusus yaitu:
- Bertugas sebagai Khalifah (khalifah fil ardhi)
Surat Al Baqarah 30-31
وَإِذ قالَ رَبُّكَ لِلمَلٰئِكَةِ إِنّى جاعِلٌ فِى الأَرضِ خَليفَةً ۖ قالوا أَتَجعَلُ فيها مَن يُفسِدُ فيها وَيَسفِكُ الدِّماءَ وَنَحنُ نُسَبِّحُ بِحَمدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قالَ إِنّى أَعلَمُ ما لا تَعلَمونَ ﴿٣٠﴾ وَعَلَّمَ ءادَمَ الأَسماءَ كُلَّها ثُمَّ عَرَضَهُم عَلَى المَلٰئِكَةِ فَقالَ أَنبِـٔونى بِأَسماءِ هٰؤُلاءِ إِن كُنتُم صٰدِقينَ
30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
31. Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!”
Surat Al-Ahzab 72
إِنّا عَرَضنَا الأَمانَةَ عَلَى السَّمٰوٰتِ وَالأَرضِ وَالجِبالِ فَأَبَينَ أَن يَحمِلنَها وَأَشفَقنَ مِنها وَحَمَلَهَا الإِنسٰنُ ۖ إِنَّهُ كانَ ظَلومًا جَهولًا
72. Sesungguhnya kami telah mengeluarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka mereka enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan di pukul amanat itu oleh manusia. Sesunggunya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”
Surat Al A’raf 129
قَالُوا أُوذِينَا مِنْ قَبْلِ أَنْ تَأْتِيَنَا وَمِنْ بَعْدِ مَا جِئْتَنَا ۚ قَالَ عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَنْ يُهْلِكَ عَدُوَّكُمْ وَيَسْتَخْلِفَكُمْ فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُونَ
129 Kaum Musa berkata: “Kami telah ditindas (oleh Fir’aun) sebelum kamu datang kepada kami dan sesudah kamu datang. Musa menjawab: “Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi(Nya), maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu.
Surat Faathir: 39:
هُوَ الَّذي جَعَلَكُمْ خَلائِفَ فِي الْأَرْض
39. Dialah yang telah menjadikan kalian sebagai khalifah di muka bumi.
Surat Shaad 26
يا داوُدُ إِنَّا جَعَلْناكَ خَليفَةً فِي الْأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ
26. Wahai Dawud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah diatas muka bumi, maka hukumilah diantara sesama manusia dengan kebenaran.
Menurut Imam At Tabari, dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Allah menjadikan manusia sebagai pengganti umat sebelumnya yang telah dihancurkan oleh Allah Sedangkan menurut imam al Mawardi menjelaskan bahwa ayat ini berisi tentang dua anjuran Nabi kepada umat manusia, yaitu” janji akan kemenangan dan larangan berbuat kerusakan di muka bumi. Makna lain tugas manusia sebagai khalifah, yaitu manusia mendapat mandat atau amanah untuk memimpin, mengelola, dan memakmurkan bumi dan alam semesta.
- Untuk memakmurkan bumi (Imarat fil Ardhi)
Surat Hud 61
۞ وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا ۚ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖ هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ ۚ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ
61. Dan kepada Tsamud Kami utus saudara mereka Shaleh Shaleh berkata Hai kaumku sembahlah Allah sekali kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia Dia telah menciptakan kamu dari bumi tanah dan menjadikan kamu pemakmurnya karena itu mohonlah ampunan Nya kemudian bertobatlah kepada Nya Sesungguhnya Tuhanku amat dekat rahmat Nya lagi memperkenankan doa hamba Nya.
Menurut Imam Ibnu Kasir dalam tafsirnya ia menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dari saripati tanah dan menjadikannya sebagai orang yang memakmurkan dan mengisinya dengan perbuatan baik tak seperti orang orang terdahulu yaitu Banul Jann keturunan Jann yang telah melakukan banyak dosa serta merusak bumi ini.
- Mengabdi Kepada Allah
Surat Adz Dzariyat ayat 56.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
56. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan hanya unuk mengabdi kepada Ku.
Imam al Qurthubi dalam Tafsirnya mengutip perkataan Ali bin Abi Thalib yang menjelaskan bahwa tidaklah Allah menciptakan Jin dan Manusia melainkan diperintahkan untuk beribadah Allah SWT
Surat Al Bayinah ayat 5
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
- Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.
Surat Al An Am 162-163
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
لَا شَرِيكَ لَهُ ۖ وَبِذَٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ
162. Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
163. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”.
Allah menciptakan alam semesta tidak ada kepalsuan di dalamnya (QS. Shod ayat 27).
وَمَا خَلَقْنَا ٱلسَّمَآءَ وَٱلْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَٰطِلًا ۚ ذَٰلِكَ ظَنُّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ۚ فَوَيْلٌ لِّلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنَ ٱلنَّارِ
27. Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.
Alam berjalan mengikuti hukum-hukum yang pasti (sunnatullah). Di samping itu, sebagai ciptaan dari Dzat yang merupakan sebaik-baiknya pencipta (QS. al-Mukminun ayat 14).
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
14. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
Alam semesta mengandung nilai kebaikan dan nilai keteraturan yang sangat harmonis. Nilai ini diciptakan oleh Allah untuk kepentingan manusia sebagai dasar peradabannya (QS. Luqman ayat 20).
أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللَّهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً ۗ وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُجَادِلُ فِي اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَلَا هُدًى وَلَا كِتَابٍ مُنِيرٍ
20. Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.
Proses pemanfaatan alam semesta untuk kehidupan manusia diwujudkan dengan perbuatan dan aktivitas riil yang memiliki nilai guna. Perbuatan dijalankan manusia dimuka bumi membentuk rentetan peristiwa yang membentuk peradaban. Peradaban dibentuk manusia dengan cara mengembangkan ilmu dan pengetahuannya. Manusia dalam membentuk peradaban menurut al-Qur’an tujuan manusia hidup adalah:
- menyembah kepada Allah SWT (beriman).
- memakmurkan alam semesta untuk kemaslahatan (beramal).
- membentuk peradaban yang bermartabat (berilmu).
Secara ringkas, menjadi manusia yang “beriman”, “beramal” dan “berilmu”. Keterpaduan ketiga tujuan hidup manusia menjadikan manusia memiliki eksistensi yang berbeda dari makhluk Allah lainnya.
Jika ketiga misi manusia tak terlaksana maka harga diri manusia akan terjatuh menjadi lebih hina daripada hewan melata Dengan demikian manusia harus sadar akan tujuan diciptakannya serta selalu menambah ilmu agar semakin mengenal Penciptanya dan mampu bergaul dengan baik dengan sesama manusia maupun makhluk yang lain sehingga terwujud sebuah tatanan kehidupan yang adil dan sentosa karena tujuan utama diutusnya para Utusan Allah tidak lain untuk mewujudkan keadilan dalam berbagai aspek kehidupan meliputi ekonomi sosial politik.