Julukan di atas diberikan kepada Megawati karena dinilai tidak mampu menegakkan dan menjalankan demokrasi (editor).
Detikcom, Jakarta – Pengamat Indonesia Jeffery Winters menilai megawati tidak mampu menegakkan dan menjalankan demokrasi. Makanya, menurut Jeffery kepada wartawan di sela-sela acara peluncuran Tabloid Pembebasan di Jakarta Media Center (JMC), Jl. Kebon Sirih, Jakarta, Kamis (7 Juli 2002).
“Megawati tidak bisa menegakkan dan menjalankan demokrasi, karena itu Megawati mendapat julukan Megawati Soehartoputri. Megawati juga tidak berani mengambil risiko dalam menjalankan arah reformasi,” tutur Jeffery.
Apakah Anda siap menanggung risiko hukum atas pernyataannyaitu, mengingat baru-baru ini polisi telah menahan beberapa orang yang didakwa menghina kepala negara? Ditanya seperti itu, Jeffery menegaskan, dirinya siap menghadapi risikonya, termasuk jika dicekal ke Indonesia. “Saya tidak takut dicekal. Saya tahu Megawati tidak akan mencekal saya,” kata Jeffery.
Jeffery menilai keberanian mengambil risiko adalah hal yang penting. Menurutnya, jika tidak berani mengambil risiko, maka kondisi Indonesia tidak akan mengalami kemajuan. “Sayangnya para pemimpin Indonesia lebih senang mencari keselamatan sendiri, menumpuk harta, dan korupsi. Hal ini membuat Indonesia saat ini mengarah seperti bangsa Bangladesh,’ ujar Jeffery.
Untuk mengantisipasi hal itu, lanjut Jeffery, Indonesia harus benar-benar mampu memanfaatkan momentum pemilu 2004. Jeffery beranggapan, pemilu 2004 akan menentukan nasib bangsa Indonesia selanjutnya. “Pemilu 2004 akan menentukan, apakah Indonesia akan lebih demokratis atau menjadi bangsa kuli,” kata Jeffery.
Begitu juga dengan sektor ekonomi, pengamat asal Amerika Serikat ini juga mengungkapkan rasa pesimisnya. Menurut dia, ekonomi Indonesia akan sulit pulih karena lemahnya upaya penegakan hukum. “Ekonomi Indonesia tidak akan maju kalau tidak menagkap 500 koruptor penyebab terpuruknya negara ini,” kata Jeffery.
Detik.com, 11 juli 2002.
Ditulis ulang dalam buku, Jeffery A. Winters, 2004, Orba Jatuh, Orba Bertahan?, Analisis Ekonomi – Politik 1998-2004. Djambatan, Jakarta.
Tafsir:
Kini, 2014-2019 Megawati berkuasa lagi, melalui presiden Jokowi (pekerja partai PDIP). Karena Megawati secara riil adalah ketua umum PDIP, berarti Megawati sebagai pengendali Jokowi (Presiden) RI. Jika demikian maka model Jokowi dalam menentukan kebijakan juga dalam kendali Megawati. Artinya jokowi tidak bisa menegakkan demokrasi, tidak mampu menegakkan hukum, tidak mampu mengambil risiko, tidak mampu menangkap koruptor, dan mengarahkan bangsa menjadi bangsa kuli. Jika demikian sesuai dengan judul buku Jeffery, Orde baru tidak jatuh tapi justru dipertahankan oleh penguasa baru.